Foto semasa hidup bocah kelas 5 SD, Abdul Hamid (5), warga Desa Durian Ijo, Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin yang tewas dibunuh.
Misteri hilangnya bocah kelas 5 SD, Abdul Hamid (5), warga Desa Durian Ijo, Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, sejak Selasa (3/2), akhirnya terungkap. Hamid ditemukan di semak-semak dalam keadaan tewas dengan kondisi badan membiru dan banyak bekas luka tusukan. Kepalanya bahkan pecah.
Tak disangka. Pelaku pembunuhan, Iyas (16), pelajar SMP, tak lain teman sepermainan Hamid. Iyas sempat beralibi pada hari kejadian itu dia seharian berada di rumah, mencuci piring, belajar hingga menunaikan salat Magrib di mushola dekat rumah. Namun di kantor polisi, Iyas akhirnya mengaku.
"Kami telah mengamankan tersangka di Mapolres Banyuasin guna penyelidikan lebih lanjut, dan tersangka akan dijerat pasal sesuai peraturan hukum perlindungan anak," kata Kapolres Banyuasin AKBP Julihan Muntaha melalui Kasat Reskrim AKP Harmianto, Minggu (8/2).
Polisi masih mendalami motif pembunuhan. Hasil penggeledahan di rumah Iyas, didapati onderdil motor Supra X merah yang dikendarai Hamid sewaktu pergi dari rumah. Motor itu milik Abdul Rozak (55), ayah Hamid. Meski masih kelas 5 SD, Hamid sudah bisa mengendarai motor, terutama untuk pergi mengaji. Motor itu dipreteli pelaku Iyas untuk dibawa pulang onderdilnya setelah membunuh Hamid.
"Saya tidak menyangka. Seorang yang teman anak saya, tega melakukan perbuatan kejam. Jika memang menghendaki motor itu, ambil saja, tapi jangan bunuh anak saya," kata Abdul Rozak usai melakukan ritual kramasi di lokasi jenazah Hamid ditemukan.
Kasus pembunuhan itu bermula, pada Selasa pukul 15.30, Hamid izin pada ibunya, Murna (35), untuk mencari burung bersama seorang teman. Namun hingga sore, Hamid tak pulang. Informasi hilangnya seorang bocah SD itu tersebar luas, sehingga secara beramai-ramai dilakukan upaya pencarian oleh keluarga beserta ratusan warga.
Hingga malam, Hamid tak ditemukan. Namun sekitar pukul 23.30, ditemukan motor Honda Supra X BG 4273 YV warna merah yang dikendarai Hamid tergeletak di semak semak dalam kondisi telah setengah dipreteli onderdilnya. Lokasi berada tidak jauh dari kandang ayam. Kesaksian seorang pekerja di di kandang ayam itu melihat Hamid melintas bersama Iyas.
Malam itu juga seluruh teman Hamid dikumpulkan di Balai Desa, termasuk Iyas.
"Seluruhnya membantah keras bersama dengan Abdul Hamid saat terakhir dia menghilang. Seluruh teman-temannya ditanyai satu per satu, termasuk Iyas. Serta dipertemukan dengan saksi seorang karyawan kandang ayam yang melihat keduanya melintas menggunakan sepeda motor. Saksi sudah menunjuk Iyas bersama Hamid, namun Iyas membantah,"
kata Abdul Rozak.
sumber : tribunnews.com
Baca juga :
seorang ibu muslim dan anak nya tewas di gantung
life-style-nya-bu-menteri
kembali-ke-yang-lebih-alami-bandung
seorang-muslimah-bertekad-hafal-30-juz
Misteri hilangnya bocah kelas 5 SD, Abdul Hamid (5), warga Desa Durian Ijo, Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, sejak Selasa (3/2), akhirnya terungkap. Hamid ditemukan di semak-semak dalam keadaan tewas dengan kondisi badan membiru dan banyak bekas luka tusukan. Kepalanya bahkan pecah.
Tak disangka. Pelaku pembunuhan, Iyas (16), pelajar SMP, tak lain teman sepermainan Hamid. Iyas sempat beralibi pada hari kejadian itu dia seharian berada di rumah, mencuci piring, belajar hingga menunaikan salat Magrib di mushola dekat rumah. Namun di kantor polisi, Iyas akhirnya mengaku.
"Kami telah mengamankan tersangka di Mapolres Banyuasin guna penyelidikan lebih lanjut, dan tersangka akan dijerat pasal sesuai peraturan hukum perlindungan anak," kata Kapolres Banyuasin AKBP Julihan Muntaha melalui Kasat Reskrim AKP Harmianto, Minggu (8/2).
Polisi masih mendalami motif pembunuhan. Hasil penggeledahan di rumah Iyas, didapati onderdil motor Supra X merah yang dikendarai Hamid sewaktu pergi dari rumah. Motor itu milik Abdul Rozak (55), ayah Hamid. Meski masih kelas 5 SD, Hamid sudah bisa mengendarai motor, terutama untuk pergi mengaji. Motor itu dipreteli pelaku Iyas untuk dibawa pulang onderdilnya setelah membunuh Hamid.
"Saya tidak menyangka. Seorang yang teman anak saya, tega melakukan perbuatan kejam. Jika memang menghendaki motor itu, ambil saja, tapi jangan bunuh anak saya," kata Abdul Rozak usai melakukan ritual kramasi di lokasi jenazah Hamid ditemukan.
Kasus pembunuhan itu bermula, pada Selasa pukul 15.30, Hamid izin pada ibunya, Murna (35), untuk mencari burung bersama seorang teman. Namun hingga sore, Hamid tak pulang. Informasi hilangnya seorang bocah SD itu tersebar luas, sehingga secara beramai-ramai dilakukan upaya pencarian oleh keluarga beserta ratusan warga.
Hingga malam, Hamid tak ditemukan. Namun sekitar pukul 23.30, ditemukan motor Honda Supra X BG 4273 YV warna merah yang dikendarai Hamid tergeletak di semak semak dalam kondisi telah setengah dipreteli onderdilnya. Lokasi berada tidak jauh dari kandang ayam. Kesaksian seorang pekerja di di kandang ayam itu melihat Hamid melintas bersama Iyas.
Malam itu juga seluruh teman Hamid dikumpulkan di Balai Desa, termasuk Iyas.
"Seluruhnya membantah keras bersama dengan Abdul Hamid saat terakhir dia menghilang. Seluruh teman-temannya ditanyai satu per satu, termasuk Iyas. Serta dipertemukan dengan saksi seorang karyawan kandang ayam yang melihat keduanya melintas menggunakan sepeda motor. Saksi sudah menunjuk Iyas bersama Hamid, namun Iyas membantah,"
kata Abdul Rozak.
sumber : tribunnews.com
Baca juga :
seorang ibu muslim dan anak nya tewas di gantung
life-style-nya-bu-menteri
kembali-ke-yang-lebih-alami-bandung
seorang-muslimah-bertekad-hafal-30-juz