Berita penangkapan pada hari Sabtu datang satu hari setelah kabinet koalisi sekuler-Islam yang dipimpin oleh Perdana Menteri Habib Essid menjabat.
Kabinet baru menghadapi banyak tantangan, termasuk kelompok-kelompok bersenjata yang muncul setelah 2011 pemberontakan.
"Pasukan Kontraterorisme digagalkan plot untuk melakukan serangan spektakuler terhadap instalasi vital, termasuk kementerian dalam negeri, pos keamanan dan bangunan sipil di ibukota Tunis," Mohammed Ali Aroui, juru bicara kementerian dalam negeri, mengatakan kepada kantor berita Reuters.
Ia mengatakan kelompok itu termasuk "beberapa teroris [yang memiliki] kembali dari pertempuran di Suriah".
Aroui mengatakan tentara membunuh pejuang Tunisia dan Aljazair di Gunung Chaambi, dekat perbatasan Aljazair.
Laporan itu dikonfirmasi oleh negara TAP kantor berita, yang mengatakan Garda Nasional dan barak polisi berada di antara target yang dimaksudkan. Aroui mengatakan operasi sedang berlangsung, menurut TAP.
Karena 2011 pemberontakan di Tunisia menggulingkan rezim Zine El Abidine Ben Ali, negara ini telah menjadi sumber utama pejuang bepergian ke Suriah.
Dengan ekonomi yang sangat bergantung pada pariwisata, Tunisia telah meningkatkan upaya untuk membasmi kelompok-kelompok bersenjata di negara itu.
Jumlah Tunisia pertempuran di Suriah telah diperkirakan sekitar 3.000. Beberapa ratus telah kembali ke Tunisia dan banyak yang telah dilacak dan ditangkap.
Aroui tidak memberikan rincian tentang identitas kelompok ini.
sumber : www.aljazeera.com