Buya Drs. H. Risman Mukhtar, Divisi Dakwah Khusus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menyatakan bahwa Syiah memiliki sejarah kelam terhadap umat Islam, oleh karena itu ulama harua waspada terhadap Syiah dan potensi bahayanya.
“Ketua Umum MUI Din Syamsuddin, boleh bilang, ‘Saya tidak Sunni dan tidak Syi’i, tetapi saya seorang Muslim,’ tetapi Syiah adalah sebuah fakta sejarah yang telah memicu konflik sesama Muslim sejak wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,” terangnya seperti dikutip Ustadz Fahmi Salim.
Ia memberikan contoh bagaimana shahabat yang mulia Umar ibnul Khattab adalah orang pertama yang menjadi korban pembunuhan para pendahulu Syiah, sehingga Abu Lu`lu` sang pembunuh Umar dihormati sebagai orang paling berjasa oleh Syiah dan untuk itu dbangun sebuah monumen di Iran untuk mengenang jasa sang pembunuh tersebut.
“Ratusan ribu dan malah jutaan kaum Muslimin menjadi korban pembantaian kelompok Syiah sepanjang sejarah. Kita boleh berkaca kepada apa yang terjadi di Pakistan, setiap hari ada pembunuhan, ada bom meletus, ada masjid yang diserang. Kita sebagai umat dan sebagai bangsa di negeri Indonesia yang tercinta ini yang selama ini penuh kedamaian, ada sikap toleran antara satu kelompok dengan kelompok lain, malah non Muslim yang minoritas pun bisa hidup tenang di Indonesia, tidak seperti Muslim yang minoritas hidup di negeri non Muslim yang diperangi, dibunuh dan disate oleh para biksu di Myanmar misalnya,” ungkapnya.
“Kita ingin melanjutkan suasana damai dan toleran tersebut, akan tetapi kehadiran Syiah dapat menjadi ancaman serius. Baru tadi malam, salah satu masjid di Sentul yang dipimpin oleh KH. Arifin Ilham diserang salah satu jamaahnya diculik dan dianiaya,” terangnya.
“Akankah kita biarkan negeri ini menjadi sarang konflik seperti Pakistan, Suriyah, Yaman, Iraq dan negeri-negeri lainnya? Sudah saatnya MUI dan Pemerintah mengambil sikap yang tegas, jangan karena alasan kebebasan beragama dan pluralisme kita terprosok ke dalam jurang kehancuran. Na’uzubillah,” harapnya.
sumber : news.fimadani.com